Sidang skripsi adalah salah satu momen penting dalam kehidupan seorang mahasiswa yang akan segera lulus menjadi sarjana. Setelah kita sukses menyusun skripsi dengan mudah karena sudah memiliki skripsi referensi, maka berikut saya akan ajak temen-temen semua untuk bersiap-siap menghadapi sidang skripsi.
Panduan Agar Sukses Sidang Skripsi Buat Semua Mahasiswa
BILA calon penguji Anda (baca: mahasiswa) stabil, obyektif, sanggup bersabar mendengar jawaban-jawaban yang teruji, maka Anda boleh lanjutkan membaca artikelku ini. Saya ingin sekali mengubah mainsteram ujian skripsi dari kesan menakutkan menjadi comfortable.Mestinya sidang skripsi itu menyenangkan. Kenapa? Karena momen itulah menjadi ajang pembuktian diri sebagai mahasiswa akhir di sebuah perguruan tinggi. Itulah saat ‘ijab qabul’, sedang wisuda adalah pestanya.
Artikel ini tak semata ditujukan kepada mahasiswa(i) di penghujung penyelesain studi jenjang Strata Satu (S1), tetapi alangkah bijaknya jika tulisan ini, dibaca juga oleh orang tua mahasiswa, paman, bibi atau kakak yang akan sidang skripsi dengan maksud ‘keluarga’ men-share trik ini kepada kandidat.
Lima menit
Cukup lama juga (20 tahun) penulis mengamati ekspresi mahasiswa(i) Pra Sidang Ekspresi, wajahnya nampak tegang, rasa takut dan canggung. Penulis ingin menyatakan bahwa pemandangan itu adalah sangat umum, tiada yang aneh di sana. Bahwa detik-detik jelang sidang skripsi, itu memang bagian dari tahapan ujian skripsi. Bagi yang Insya Allah akan Sidang Skripsi, Anda wajib melewati fase psikologik itu. Tak sempurna agenda ujian skripsi Anda tanpa di-precede oleh tekanan-tekanan kecil nan ringan itu. Lewati saja, karena toh hanya berlangsung lima menitan. Duduk saja dengan posisi yang wajar, tangan di atas meja seperti pada gambar yang penulis tautkan di artikel edukasi ini.
Jangan kenali dosen, tetapi kenali keilmuannya
Lazimnya, setiap penguji memiliki gaya umum dan gaya khusus. Gaya umum itu ketika bertanya di luar dari konten hasil penelitian. Itu trik mencairkan ketegangan Anda. Ciri khususnya adalah mengajukan poin pertanyaan terstruktur. Penguji seperti ini memang sudah ready untuk mengetes kompetensi Anda hubungannya dengan hasil riset Anda. Penguji serupa ini dipastikan -bila jujur- akan bertanya sekitar keilmuannya, daya jelajah wawasanya akan sebuah tema penelitian. Tipe dosen penguji semacam ini, aktif memburu jawaban-jawaban Anda, mem-probing respon sikap ilmiah Anda. Dosen ini memberi nilai obyektif, jadi jangan takut. Nilai Anda akan tinggi bila jawaban Anda mendekati kemauan ilmu, bukan kemauan dosen yang bersangkutan.
Simulasi
Bila ujian skripsi itu, diibaratkan pertandingan, maka Anda tak boleh anggap remeh. Sekali lagi, jangan angap remeh! Selanjutnya, penulis tawarkan trik bernama simulasi. Dua hari sebelum Anda ujian, undang teman baik Anda, teman berbagi selama ini, sahabat (mungkin?) istilahnya. Lalu, cari tempat yang tak bising. Prakondisikan tempat itu menyerupai ruangan sidang skripsi. Bagilah skripsi itu kepada sahabat-sahabat Anda. Atau, bisa juga materi skripsi Anda, di-copy-paste via flash disk. Setiap teman Anda bisa membukanya di laptop masing-masing. Dibutuhkan ’sandiwara serius’ dalam simulasi ini, ini sidang skripsi mini. Karena teman yang baik selalu ingin melihat Anda sukses dalam segala perkara.
Ajak teman-temanmu itu untuk membedah skripsimu semampu-mampunya. Berikutnya, ajak teman-temanmu sebagai ‘penguji’, mereka satu per satu mengajukan pertanyaan serius kepada Anda, dan Andapun wajib serius menjawabnya. Jangan pernah hadirkan lelucon di ajang simulasi ini!
Fasilitasi teman-temanmu itu dengan ‘daftar nilai’, di sana ada penilaian tentang penampilan fisikal, kemampuan berkomunikasi, sikap ilmiah, rujukan kepustakaan (referensi), metode penelitian dan lain-lain.
Saat ujian
Salami satu persatu dosen penguji Anda sebelum ujian, walau ini tak wajib, namun ‘perlakuan’ ini menunjukkan bahwa Anda itu humanis, dan siap diuji. Saat menjawab pertanyaan dosen penguji, jangan terlalu banyak gerakan tangan sebab penguji kesulitan menyimak ucapan-ucapan Anda. Bila jawaban Anda terasa belum cukup, Anda boleh mohon izin untuk melengkapi jawaban-jawaban Anda. Kemudian, bila ada pertanyaan yang tak mampu dijawab, katakanlah PAS. Itu lebih mulia, lebih terhormat ketimbang memaksa diri menjawab sesuatu yang memang di luar kendali pengetahuan Anda. Dosen penguji yang bersikap ilmiah, pun menghormati keputusan Anda berkata PAS.
Berikutnya, harus berani memohon diulangi pertanyaan penguji yang belum mengerti, itu sah dalam sidang skripsi. Andapun dibolehkan tersenyum sekali-sekali usai menjawab pertanyaan sebagai signal bahwa Anda menikmati ujian itu. Dan, buatlah para penguji sumringah, puas dan bangga akan penguasaan materi, interaksi dan respon elegan dari Anda. Mereka pasti bangga karena Anda adalah hasil didikan mereka^^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar